Porosmedia.com – Syekh Ibnu Atha’illah ra. mengatakan,
“Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah SWT, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah Ta’ala mewahyukan :
ﺇﻥّ ﺍﻟﺼّﻼﺓ ﺗﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺸﺂﺀ ﻭﺍﻟﻤﻨﻜﺮ
Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar.
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah SWT, maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk bersama Allah SWT. Jika engkau duduk bersama Allah SWT, tetapi tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan.
Allah SWT mewahyukan :
ﺳﺄﺻﺮﻑ ﻋﻦ ﺁﻳﺎﺗﻲ ﺍﻟﺬ ﻳﻦ ﻳﺘﻜﺒّﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﻐﻴﺮ ﺍﻟﺤﻖّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A’raf, 7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas (tergesa-gesa) untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah SWT dan beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam shalatnya.
Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah SWT, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah SWT kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah SAW selepas shalat beristigfar sebanyak tiga kali.”