Sumber Informasi Independen, Aktual dan Terpercaya
IndeksPoros Media TV

Jokowi, Kau yang memulai Kau pun yang mengakhiri 

Jajat Sudrajat

(Tragedi Revolusi Mental )

Oleh : Aswar Hasan

Porosmedia.com – Masih ingatkah tulisan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang Revolusi Mental yang diterbitkan pada bulan Mei 2014 di Harian Kompas berjudul “Revolusi Mental”. Dalam artikel tersebut, Jokowi menekankan pentingnya perubahan mendasar dalam cara berpikir, bertindak, dan bekerja di berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

Ia menganggap Revolusi Mental sebagai sebuah gerakan untuk menciptakan bangsa yang memiliki mentalitas unggul, disiplin, jujur, dan berintegritas.

Revolusi mental versi Jokowi ini, seingat penulis merupakan induk perogram Jokowi, bahkan telah menjadi inti visi misi misinya sewaktu maju sebagai Presiden pertama kali hingga kedua kalinya.

Bung Karno, sebagai penggagas konsep revolusi mental, yang menjadi sumber inspirasi Jokowi, merumuskan tiga pilar utama yaitu; berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk membangun bangsa yang merdeka, kuat, dan mandiri. Pilar-pilar ini sangat relevan dalam konteks revolusi mental, di mana perubahan mentalitas rakyat Indonesia dianggap sebagai dasar untuk mencapai kemajuan bangsa.

Revolusi Mental” merupakan jargon yang diusung presiden terpilih Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Dalam diskusi dengan tajuk jargon revolusi mental di Balai Kartini (17/10/2014) yang dipandu oleh Najwa Sihab, Jokowi menjelaskan dengan menyebutkan tentang sebuah keharusan. Menurut dia, revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa.

Tapi saya juga ndak tahu kenapa, sedikit demi sedikit (karakter) itu berubah dan kita ndak sadar. Yang lebih parah lagi ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itulah yang merusak mental,” ujar Jokowi.

Baca juga:  Prestise dan Profesional, Ini Manfaat Punya Gelar Doktoral (S3)

Perubahan karakter bangsa tersebut, kata Jokowi, merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan.

Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. “Oleh sebab itu, saya menawarkan ada sebuah revolusi mental,” ujar Jokowi (Jokowi dan arti revolusi mental, Kompas, 17/10-2014).

Ini sebuah keharusan. Menurut Jokowi revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa.

Olehnya itu, revolusi mental ini sempat menjadi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digalakkan Presiden Jokowi.

Masyarakat Indonesia sudah harus mulai ‘melek’ dengan potensi yang dimiliki bangsanya sendiri sehingga bisa menjadi bangsa yang maju dan besar di masa mendatang.

Hal tersebut diungkapkan langsung Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandi. Dirinya menilai, mental inlander, hanya bisa dikikis bahkan dihapus dengan GNRM (Gerakan Nasional Revolusi Mental).

Namun, ketika menjadi bahan evaluasi oleh Kemenko PMK menyatakan bahwa ; “Hasil evaluasi program revolusi mental tahun 2020, kita masih perlu kerja keras untuk mencapai target yang sudah kita lakukan bersama.”(kemenko PMK,28/6-2022).

TERABAIKAN
Sejak gencar dengan semangat membagun IKN (Ibu Kota Nusantara) yang menghabiskan anggaran negara triliunan rupiah yang ditargetkan pemindahannya tahun ini, meski pun gagal, pembangunan revolusi mental terlupakan, seolah ditelan bumi suaranya sudah tidak terdengar lagi laksana Gone with the Wind (hilang tertiup angin).

Baca juga:  Aktivis 98 Yakin atas Kemenangan Paslon 02 dan Mengucapkan Selamat

Sehubungan dengan itu, Tempo.co edisi tgl 11 Oktober 2024. Menurunkan berita yang berjudul: Menilai Revolusi Mental ala Jokowi Gagal, Apa Kata Anies Baswedan, Surya Paloh, dan Akademisi?

Dalam berita itu, dijelaskan bahwa sepuluh tahun terakhir istilah Revolusi Mental barangkali wara-wiri dan menjadi istilah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.

Revolusi Mental adalah program unggulan Joko Widodo yang digencarkan sejak periode pertama hingga di periode kedua pemerintahannya.

revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kami, senapas, sebangun, sejalan,” ujar Surya Paloh dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Ahad, 16 Juli 2023.

Menurut Surya Paloh, Indonesia merupakan negara kaya dan memiliki luas negara sangat besar, jumlah penduduk yang banyak, hingga struktur tanah yang subur. Namun dengan semua potensi tersebut, Indonesia masih belum dapat menjadi negara maju karena tidak adanya revolusi mental. “Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani kami nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kami miliki?” kata Surya Paloh.

Sementara menurut Anies, kondisi ini mengindikasikan semangat Revolusi Mental jauh dari angan. “Akhir-akhir ini, temen-temen inget UKT? Ada yang tidak bayar UKT disarankan pinjam ‘online’.

Baca juga:  Cekungan Bandung Dalam Ancaman Krisis Air Akibat Alih Fungsi Lahan

Itu melesetnya jauh sekali dari ‘spirit’ yang ada di Revolusi Mental,” katanya. Menurut dia, kunci dari Revolusi Mental adalah contoh dan keteladanan dari pemimpin. Ide tentang Revolusi Mental, diakuinya, adalah gagasan yang baik, namun sayangnya dalam perjalanannya tidak lagi menjadi fokus perhatian dan pegangan.

Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Karim Suryadi juga mengkritik implementasi revolusi mental yang dicanangkan Jokowi. “Agak susah mencari kata untuk tidak mengatakan (revolusi mental) gagal atau mandek,” kata Karim dalam diskusi virtual Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Gagal, Revolusi (Kena) Mental,’ Ahad, 23 Juli 2023.

Karim menyayangkan semangat revolusi mental justru berpindah haluan. Pemerintah dinilai hanya fokus membangun infrastruktur. Revolusi mental kok infrastruktur? Kalau dihubungkan dengan cakupan data revolusi mental dalam inpres (instruksi presiden), kok tidak terlalu nyambung?” ujar dia. “Tapi tidak ada satu pun kata soal korupsi dalam inpres. Saya belum pernah dengar peta jalan gerakan revolusi mental. Karim heran tidak ada peta jalan yang memuat cara mencapai revolusi mental.

Program yang tidak jelas diyakini menjadi penyebab penerapan jargon tersebut tidak maksimal. Menjadi tanda tanya besar MENGAPA revolusi mental hilang di tengah jalan dan tergantikan dengan IKN yang kontroversial itu ? Wallahu a’lam bisawwabe.

Sudah diterbitkan di Harian Tribun Timur, edisi Selasa, 15 Oktober 2024