Sumber Informasi Independen, Aktual dan Terpercaya
IndeksPoros Media TV

Menanti Kebangkitan Gerakan Mahasiswa

Menanti Kebangkitan Gerakan Mahasiswa
Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Anti Korupsi Yogyakarta melakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD DIY, DI Yogyakarta, Kamis 12 September 2019. Aksi yang diikuti ratusan mahasiswa tersebut untuk menolak rencana Revisi Undang-Undang (UU) KPK yang diusulkan oleh DPR. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Porosmedia.comSuatu sore ditemani kopi dan para mantan ketua umum HMI Komisariat FKIP Unsyiah, kami berdiskusi panjang. Tema diskusi sore itu seputar gerakan mahasiswa, bagaimana membangkitkan gerakan itu.

Pertanyaan pertama yang muncul, apa yang menyebabkan gerakan mahasiswa mandeg, stagnan, bahkan mati di era internet. Padahal informasi begitu melimpah dan cepat didapati mahasiswa.

Nyatanya, sangat jarang mereka berpikir kritis sehingga isu kelangkaan minyak goreng, solar, maupun inflasi dikritisi. Mereka terjebak pada rutinitas, ibarat robot yang melakukan rutinitas terprogram. Kami mulai diskusi itu dengan menelaah siapa mereka (mahasiswa).

Mahasiswa hari ini pada umumnya merupakan generasi Z, generasi yang lahir di era internet. Maka kami coba mengambil beberapa artikel maupun penelitian terkait generasi Z. Menurut kami hal itu penting agar tidak terjadi justifikasi mengapa gerakan mahasiswa lenyap.

Meski belum banyak penelitian tentang generasi ini, namun cukup bagi kami mengenali mereka.

Bruce Tulgan dan Rainmaker Thinking, Inc. berjudul “Meet Generation Z: The Second Generation within The Giant Millenial Cohort” yang didasarkan pada penelitian longitudinal sepanjang 2003 sampai dengan 2013, menemukan lima karakteristik utama Gen Z yang membedakannya dengan generasi sebelumnya.

Baca juga:  Konsep Batil Penanganan Pandemi Akan Selalu Berujung Pada Kegagalan

Uraiannya cukup menarik, menurut Bruce Tulgan, generasi Z merupakan generasi yang tidak pernah terasing. Mereka memiliki media sosial yang dapat menghubungkan mereka dengan siapapun dan kapanpun di belahan dunia manapun.

Karena ciri yang pertama itu, menurut Bruce, melahirkan ciri kedua dari generasi ini, keterhubungan dengan orang lain menjadi hal terpenting dalam hidup mereka. Namun di sisi lain generasi Z dan sebelumnya terjadi gap dalam transfer keterampilan.

Menurut Bruce, kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi ini. Ini yang menyebabkan upaya mentransfer keterampilan dari generasi sebelumnya seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, keterampilan teknis dan berpikir kritis harus intensif dilakukan.

Lalu kami berhenti sejenak, kami mulai paham, bukan perkara mudah melahirkan pemikiran kritis dari Gen Z. Perlu usaha berkesinambungan agar kepekaan sosial mereka lebih, agar mereka peduli pada isu kekinian yang tengah terjadi.

Generasi Y harus ikut berperan aktif menumbuhkan daya kritis generasi Z, dalam hal ini kelompok mahasiswa. Lembaga internal dan eksternal harus berani dan jujur melakukan pembaharuan dalam pengkaderan.

Baca juga:  OMK Paroki Santo Petrus Lahurus Kembali Mengadakan Bakti Sosial

Usaha-usaha membangkitkan gerakan mahasiswa harus terencana, mengingat para mantan aktivis kini sedang berkuasa. Usaha membangkitkan gerakan mahasiswa tidak cukup dengan pelatihan dan seminar. Lebih dari itu, diskusi produktif, analitik, harus dibudayakan.

Hal itu berkaitan dengan semakin lemahnya daya kritis mahasiswa akan isu kekinian. Ini bukan perkara mudah menurut kami, iklim materialistik, dan hedonisme, ikut membayangi penantian kita akan kebangkitan gerakan mahasiswa.

Kondisi ini tidak baik-baik saja, mahasiswa sebagai calon pemimpin negeri sejatinya memiliki empati yang lebih dari kelompok lainnya. Mereka sejatinya calon pengambil kebijakan yang harus paham kebutuhan rakyatnya, hari ini maupun yang akan datang.

Kopi kami mulai dingin, solusi tak kunjung datang. Sore itu, kami memutuskan untuk sejenak merenung sebelum mengambil langkah taktis dan strategis agar gerakan mahasiswa kembali bertaring.

Kami sadar bahwa epistemologi dari persoalan ini belumlah mujarab. Kami butuh metode cerdas agar gerakan mahasiswa kembali bangkit, agar mahasiswa kembali ke khittahnya. Yakin usaha sampai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *